Memakai cincin mengikut sunnah Rasulullah saw adalah seperti berikut:
Rasulullah saw memakai cincin di jari kelingking tangan kiri sehingga baginda wafat.
Inilah yang dipegang oleh Imam Malek, Imam Syafi’e dan Imam Ahmad. Berdasarkan hadith daripada Anas bin Malek :
“ Adalah cincin Nabi SAW dipakai pada tangan ini ( Dan dia menunjukkan kepada kelingking jari kiri)".
Hadith Riwayat MuslimDi samping itu Ali bin Abi Talib berkata “ Rasulullah SAW telah melarang saya memakai cincin pada jari telunjuk atau jari yang mengiringinya( jari tengah atau jari hantu)”.
Hadith riwatat Muslim, Abu DaudAt-Tirmizi dan An-NasaiTidak dijelaskan secara terperinci mengenai cincin Rasullah s.a.w. samada mengandungi batu ataupun tidak.Walau bagaimanapun kaum lelaki harus memakai cincin perak yang mengandungi batu ataupun tidak.
Friday, October 16, 2009
Batu Cincin Nabi Dari "Aqiq"
Ertinya : Drp Saidina Anas r.a dia berkata : “ Sesungguhnya cincin Baginda Nabi s.a.w itu dibuat daripada perak dan batunya berwarna habasyi” ~ Hadist diriwayatkan oleh al-Imam Abu Daud rh { Sila rujuk ‘AUNUL MA’ABUD SYARH SUNAN AL-IMAM ABU DAUD ( RH ) , Oleh : Al-Imam Al-Muhaddist Abu Taiyyib Muhd Syamsul Haq al-‘Azim Abadi ( rh ) , Jilid ke-11 , ms 213 .Terbitan : Darul Fikr, Beirut 1995 } .Erti “ habasyi “ di dalam hadist di atas ialah sejenis batu berwarna hitam yang dikenali sebagai ‘AQIQ .Inilah yang ditunjukkan oleh Baginda Rasulullah s.a.w dan menjadi sunnah kepada mana-mana orang daripada kalangan umatnya jika mahu meniru cara dan gaya Baginda Rasulullah s.a.w di dalam memakai cincin . Namun usahlah diberat-beratkan diri sendiri dengan berusaha mencari apa-apa yang tidak dinyatakan secara spesifik ( khusus ) oleh Baginda Rasulullah s.a.w . Apabila mahu memakai cincin perak yang berbatu ‘aqiq …ya , silakan sahaja , mudah-mudahan pahala kerana mengikuti sunnah itu menjadi milik saudara .Namun tak perlulah susah-susah pula bertanya ( sbg mana sebhg umat Islam ) : “ Batu ‘Aqiq itu jenis macam mana pula ? “ , “ Batu ‘Aqiq tu mesti dibeli di Mekkah ke ? “ , “ Batu ‘Aqiq yang dijual di Jln Masjid India tu sunnah ke kalau dipakai ? “ . Silalah jangan menyusahkan diri kita sendiri pada perkara yang tidak dituntut oleh agama kita yang memudahkan umatnya ini .Selain itu suka saya nyatakan di sini , di antara batu-batu yang dijadikan sebagai perhiasan ( batu ) cincin itu ada yang mempunyai KHASIATNYA . Ini merupakan salah-satu tanda-tanda kebesaran Allah Ta’ala . Khasiatnya pula ada berbagai bergantung kepada jenis batu ataupun kayu yang dijadikan batu cincin itu . Ada diantaranya mampu ( dengan izin Allah Ta’ala pastinya ) merawat demam , menawarkan racun , menyejukkan tubuh .Ada pula yang digunakan dengan cara merapatkan batunya dengan jari si pemakainya agar terasa kesan ( khasiat ) batu itu , seperti ia mampu menstabilkan sistem dalaman badan seseorang . Itulah di antara khasiat batu cincin . Khasiat ini bukanlah satu perkara yang pelik dan bukanlah pula sesuatu yang ganjil memandangkan batu-batu cincin itu sendiri ada yang berasal daripada gali-galian bumi dan ada pula yang berasal drp pokok-pokok yang berkhasiat .Cuma jangan cakap cincin itu BERKUASA pula ! . Cincin itu samalah macam Panadol , ia tiada kuasa , sebab kuasa ( kuasa sebenar dan mutlaq ) hanyalah pada Allah Ta’ala . Allah Ta’ala jugalah yang Maha Memberi Manfaat dan Maha Mendatangkan Mudharat ( wal’iyadzubiLahi Min Aiyi Dhoror ) . Adapun hukum memakai cincin Perak tanpa batu di atasnya , maka ia kembali kepada hukum asalnya iaitu HARUS ( Boleh ) . Cuma , kalau saudara mahu mendapat pahala sunnah , saudara digalakkan mencari cincin yang mempunyai batu ‘Aqiq di atasnya . Walau bagaimana sekalipun, ianya bukanlah sesuatu yang mesti dilaksanakan oleh kita . Dan yang paling penting ialah kita tidak memakai cincin itu untuk riyak dan bermegah-megah kerana kemegahan dan kesombongan itu hanyalah hak mutlaq Allah Ta’ala selaku TUHAN sekalian alam .
Sunnah Di jari Kelingking
Assalamualaikum Wr.Wb. Mengikuti semua yang dicontohkan nabi Muhammad SAW adalah disunnahkan bagi kita semua. InsyaAllah semua itu akan membuat kita lebih dekat dengan orang yang kita cintai, dan insyaAllah kita akan bersamanya pula kelak di akhirat nanti. Amin ya Rabb…
Rasulullah SAW mengenakan cincin yang terbuat dari perak di jari kelingking beliau. Sebagaimana penjelasan habibana Munzir sebagai berikut:
Menggunakan cincin adalah sunnah Rasul saw, berpuluh puluh hadits shahih dalam shahih Bukhari, Muslim, Tirmidzi dll. menjelaskan hal itu, sebagaimana diriwayatkan bahwa Cincin Rasul saw itu terbuat dari perak, dan Rasul saw memakai cincin di tangan kanannya, dalam riwayat Imam Tirmidzi juga dijelaskan bahwa Cincin itu kemudian dipakai oleh Abu Bakar Asshiddiq ra, lalu kemudian dipakai Umar ra, lalu ketangan Usman bin Affan ra, lalu terjatuh ke sumur Aris (Assyama’il Imam Tirmidziy hadits no.95)
Pula riwayat lain bahwa Rasul saw memakai cincin terbuat dari perak di jari kelingking beliau saw (Shahih Muslim hadits no.2095), Rasul saw memakai cincin di kelingkingnya (Shahih Bukhari hadits no.5536) Rasul saw melarang menggunakan cincin di jari tengah dan telunjuk (Shahih Muslim hadits no.2078), berkata Anas ra : “bahwasanya cincin Rasul saw ditanganku, lalu setelahku dipakai oleh Abubakar, dan setelah dari tangan Abubakar ra pada tangan Umar, lalu pada tangan Usman, dan terjatuh di sumur Aris, hingga tiga hari kami mencarinya dan kami tak menemukannya” (Shahih Bukhari hadits no.5540).
Alhamdulillah kini sayapun telah mengenakan cincin perak dijari kelingking tangan kanan. Sebelumnya saya sempat menggunakan cincin yang terbuat dari titanium, tapi karena merasa kurang afdol sayapun menggantinya dengan yang terbuat dari perak murni.
Saat kedatangan habibana Munzir ke Banjarmasin, saya sempat tersenyum gembira, karena selain saya, Muhammad Qalbi (Ifan) pun mengenakan cincin yang sama persis dijari kelingking tangan kanannya.
InsyaAllah cincin ini akan terus menjadi salah satu pengingat tanda kasih sayang kita pada Rasulullah saw. Karena sering kali ketika melihat cincin ini saya teringat pada Rasulullah saw, tak terasa solawat dan salam pun terucap untuk beliau.
Rasulullah SAW mengenakan cincin yang terbuat dari perak di jari kelingking beliau. Sebagaimana penjelasan habibana Munzir sebagai berikut:
Menggunakan cincin adalah sunnah Rasul saw, berpuluh puluh hadits shahih dalam shahih Bukhari, Muslim, Tirmidzi dll. menjelaskan hal itu, sebagaimana diriwayatkan bahwa Cincin Rasul saw itu terbuat dari perak, dan Rasul saw memakai cincin di tangan kanannya, dalam riwayat Imam Tirmidzi juga dijelaskan bahwa Cincin itu kemudian dipakai oleh Abu Bakar Asshiddiq ra, lalu kemudian dipakai Umar ra, lalu ketangan Usman bin Affan ra, lalu terjatuh ke sumur Aris (Assyama’il Imam Tirmidziy hadits no.95)
Pula riwayat lain bahwa Rasul saw memakai cincin terbuat dari perak di jari kelingking beliau saw (Shahih Muslim hadits no.2095), Rasul saw memakai cincin di kelingkingnya (Shahih Bukhari hadits no.5536) Rasul saw melarang menggunakan cincin di jari tengah dan telunjuk (Shahih Muslim hadits no.2078), berkata Anas ra : “bahwasanya cincin Rasul saw ditanganku, lalu setelahku dipakai oleh Abubakar, dan setelah dari tangan Abubakar ra pada tangan Umar, lalu pada tangan Usman, dan terjatuh di sumur Aris, hingga tiga hari kami mencarinya dan kami tak menemukannya” (Shahih Bukhari hadits no.5540).
Alhamdulillah kini sayapun telah mengenakan cincin perak dijari kelingking tangan kanan. Sebelumnya saya sempat menggunakan cincin yang terbuat dari titanium, tapi karena merasa kurang afdol sayapun menggantinya dengan yang terbuat dari perak murni.
Saat kedatangan habibana Munzir ke Banjarmasin, saya sempat tersenyum gembira, karena selain saya, Muhammad Qalbi (Ifan) pun mengenakan cincin yang sama persis dijari kelingking tangan kanannya.
InsyaAllah cincin ini akan terus menjadi salah satu pengingat tanda kasih sayang kita pada Rasulullah saw. Karena sering kali ketika melihat cincin ini saya teringat pada Rasulullah saw, tak terasa solawat dan salam pun terucap untuk beliau.
Sunnah Nabi Memakai Cincin Perak
Lelaki tidak dilarang memakai cincin Perak kerana Nabi pernah memakainya. Anas ra, berkata :-
لما أراد النبي صلى الله عليه وسلم أن يكتب إلى الروم قيل له إنهم لا يقرءون كتابا إلا أن يكون مختوما فاتخذ خاتما من فضة فكأني أنظر إلى بياضه في يده ونقش فيه محمد رسول الله
“Tatkala Nabi ingin menulis surat kepeada orang Rom. beliau telah diberitahu bahawa mereka tidak akan membaca mana-mana surat melainkan ada chop keatasnya, maka baginda pun mengambil cincin peraknya, Ia bagaikan seperti aku melihat sesuatu yang berkilat di tangannya, dan diukir dengan perkataan Muhammad Rasulullah” [Hadith Riwayat Bukhari #5537, Muslim #2029].
Menurut Ibn Taimiyah ra. :-
أما خاتم الفضة فيباح باتفاق اللأئمة فإنه قد صح عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه اتخذ خاتما من فضة ، وأن أصحابه اتخذوا خواتيم ، بخلاف خاتم الذهب فإنها حرام باتفاق الأئمة الأربعة ؛
“Bagi cincin Perak, adalah dibenarkan menurut sepakat Imam-Imam, kerana sesungguhnya ia sahih datang dari riwayat bahawa Nabi memiliki cincin Perak, dan sesungguhnya para sahabatnya juga memakai cincin. Ini berbeza dengan Emas, yang diharamkan oleh sepakat Imam-Imam yang empat” [Majmu' Fataawa 25/63-65].
Malah ada dikalangan ulama’ yang mengatakan sunnah bagi lelaki memakai cincin perak berdasar dalil diatas.
Mungkin (saya rasa) yang dimaksudkan oleh Ustaz tersebut adalah bijana yang digunakan untuk minuman di perbuat dari emas atau perak. Dari Huzaifah ra. bahawa Nabi bersabda :-
لَا تَشْرَبُوا فِي آنِيَةِ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ ، فَإِنَّهَا لَهُمْ فِي الدُّنْيَا وَلَكُمْ فِي الْآخِرَةِ
“Jangan minum didalam bijana yang diperbuat dari emas atau perak, kerana sesungguhnya ia adalah untuk mereka dan untuk kita di akhirat” [Hadith Riwayat Bukari #5633, Muslim #2067].
Berkata Imam al-Nawawi didalam Minhaj: “Halal digunakan tiap-tiap bejana yang suci, melainkan bejana yang diperbuat dari emas atau perak adalah haram digunakan.”
Kesimpulannya – cincin emas adalah haram untuk lelaki dan selain darinya diperbolehkan, termasuklah cincin perak. Nabi sendiri menggunakan cincin perak sebagai chop mohornya. Cuma Ibn Utsaimin memberi nasihat bahawa memakai cincin ini bukanlah bertujuan menunjuk-tunjuk atau berlebihan, dan memakainya tidak menimbulkan fitnah. Yang dilarang secara mutlak emas dan perak ialah pada bijana yang diperbuat dari emas dan perak.
لما أراد النبي صلى الله عليه وسلم أن يكتب إلى الروم قيل له إنهم لا يقرءون كتابا إلا أن يكون مختوما فاتخذ خاتما من فضة فكأني أنظر إلى بياضه في يده ونقش فيه محمد رسول الله
“Tatkala Nabi ingin menulis surat kepeada orang Rom. beliau telah diberitahu bahawa mereka tidak akan membaca mana-mana surat melainkan ada chop keatasnya, maka baginda pun mengambil cincin peraknya, Ia bagaikan seperti aku melihat sesuatu yang berkilat di tangannya, dan diukir dengan perkataan Muhammad Rasulullah” [Hadith Riwayat Bukhari #5537, Muslim #2029].
Menurut Ibn Taimiyah ra. :-
أما خاتم الفضة فيباح باتفاق اللأئمة فإنه قد صح عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه اتخذ خاتما من فضة ، وأن أصحابه اتخذوا خواتيم ، بخلاف خاتم الذهب فإنها حرام باتفاق الأئمة الأربعة ؛
“Bagi cincin Perak, adalah dibenarkan menurut sepakat Imam-Imam, kerana sesungguhnya ia sahih datang dari riwayat bahawa Nabi memiliki cincin Perak, dan sesungguhnya para sahabatnya juga memakai cincin. Ini berbeza dengan Emas, yang diharamkan oleh sepakat Imam-Imam yang empat” [Majmu' Fataawa 25/63-65].
Malah ada dikalangan ulama’ yang mengatakan sunnah bagi lelaki memakai cincin perak berdasar dalil diatas.
Mungkin (saya rasa) yang dimaksudkan oleh Ustaz tersebut adalah bijana yang digunakan untuk minuman di perbuat dari emas atau perak. Dari Huzaifah ra. bahawa Nabi bersabda :-
لَا تَشْرَبُوا فِي آنِيَةِ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ ، فَإِنَّهَا لَهُمْ فِي الدُّنْيَا وَلَكُمْ فِي الْآخِرَةِ
“Jangan minum didalam bijana yang diperbuat dari emas atau perak, kerana sesungguhnya ia adalah untuk mereka dan untuk kita di akhirat” [Hadith Riwayat Bukari #5633, Muslim #2067].
Berkata Imam al-Nawawi didalam Minhaj: “Halal digunakan tiap-tiap bejana yang suci, melainkan bejana yang diperbuat dari emas atau perak adalah haram digunakan.”
Kesimpulannya – cincin emas adalah haram untuk lelaki dan selain darinya diperbolehkan, termasuklah cincin perak. Nabi sendiri menggunakan cincin perak sebagai chop mohornya. Cuma Ibn Utsaimin memberi nasihat bahawa memakai cincin ini bukanlah bertujuan menunjuk-tunjuk atau berlebihan, dan memakainya tidak menimbulkan fitnah. Yang dilarang secara mutlak emas dan perak ialah pada bijana yang diperbuat dari emas dan perak.
Subscribe to:
Posts (Atom)